Senin, 12 Agustus 2013

Friend Becomes 'Friend' - Cerpen #1

Diposting oleh Ayu Aiueo di Senin, Agustus 12, 2013 0 komentar
Sudah beberapa bulan berlalu dari cerita 'Cerpen Setengah Galau'. Aku, Afi, sudah melewati tiga hari ujian nasional SMP dan tinggal menjadi panitia perpisahan. Setelah itu? Memastikan aku masuk ke salah satu SMA favorit di Batang. SMA 1.

Sekarang ini aku masih malas mikir cowok lagi. Yaa, dari kejadian itu aku jadi pengen sendiri dulu lah.

"Fi, gabusnya bentukin huruf gih," kata Lina membuyarkan lamunanku.
"Oke," jawabku sambil mengambil satu gabus dan menggambar bentuk huruf F dari kata Farewell.
"Spanduk siap?" tanya Pak Rhu, pembina OSIS. Kebetulan aku dan El yang mengurus masalah spanduk.
"Tinggal cetak, besok diambil Pak," jawab El yang lagi naik-naik ke panggung perpisahan.

Ya, kami, maksudnya panitia, lagi sibuk mempersiapkan perpisahan untuk lusa. Bayangin panitianya cuma 15 anak dengan satu guru pembina dan beberapa tukang yang mengurusi panggung dan sound. Kami, 15 anak tadi, mempersiapkan 8 spanduk, pernak-pernik panggung, dan gladi resik. Belum nanti kalau ada masalah saat perpisahan berlangsung.

Dari kejauhan aku menangkap sosok Awan, sahabat baikku, bersama beberapa teman sekelas.
"Hai semua, dari mana?" tanyaku.
"Latihan band nih," jawab Nana dan Angga.
"Hah, kalian bikin band?" aku kaget.
"Lah di naskah drama perpisahan yang kamu bikin kan kita ngeband, Fi. Gimana sih," omel Wira.
"Oh, iya lupa." aku nyengir.
"Pikun!" ejek Prasetya. Kami tertawa.

"Eh diem aja si Awan, cie." goda Angga.
"Iya nih, ngomong apa kek sama Afi, Wan. Malu-malu," tambah Wira.
"Apaan sih?" tanyaku bingung.

Muka Awan jadi merah, nggak tahu kepanasan atau gimana. Emang hawanya panas sih.
"Ahaha, udah kasihan mukanya merah." kata Nana. Semua, kecuali Awan ngacir.
"Kenapa kamu? Aneh banget tahu wajahmu  itu," aku menggoda.
"Eh, enggak. Eh, aku ke sana dulu ya." jawabnya lalu buru-buru lari.

Apa sih pake malu-malu? Biasanya juga dia malu-maluin doang.


---


Besok perpisahan!
Dan persiapannya sudah 90% tinggal gladi bersih. Sudah sore tapi warga sekolah tinggal untuk latihan di atas panggung. Termasuk kelasku.

Kelasku menampilkan drama yang berbeda dengan lain. Di drama ini pemerannya juga ngedance dan ngeband. Aku melihat Awan dan yang lain sedang latihan di kelas sebelum gladi bersih di panggung.
"Hei, siap kan band sama dance-nya?" sapaku pada yang di kelas setelah tugas panitia agak berkurang.
"Sip pokoknya," jawab Intan yang kebagian ngedance.
Aku mengangguk-angguk. Memperhatikan anak-anak yang lagi ngulang percakapan drama masing-masing. Aku membuat drama ini tidak banyak percakapan, yang penting intinya dapat.

Awan sedang latihan menyanyi, dia yang jadi vokalis bandnya. Deg. Sekilas aku berpikir... keren deh... Duh! Aku apa-apaan sih. Nggak, nggak. Nggak usah mikir cowok dan tetek-bengeknya dulu. Hellooo, lagian dia itu sahabat aku. Buru-buru kubuang pikiran nyeleneh tadi. Huh.

"Fi, ngelamun," sapa Ratna. Aku tersenyum.
"Ngelihatin siapa dari tadi? Awan? Haha," godanya
"Ih nggak," elakku. Padahal sih, iya.
"Udah, kamu sama dia aja, sahabatmu gitu. Udah tau sifat aslinya." cerocos Ratna
Aku garuk-garuk kepala, "apaan sih? Aku nggak mau punya pacar dulu, Na."
"Move on Fi. Masih galau?" tanyanya. Aku hanya menggeleng.
"Yaudah dong, sama Awan aja. Aku malah tenang kalau kamu sama dia"
"Iiiih kayak mamaku aja," aku menggelitik Ratna. Kami tertawa lalu membicarakan hal lain. Yes, dia teralihkan perhatiannya :D



---


"Yak, terima kasih atas penampilan drama dari IX B yang keren. Selanjutnya dipersilakan kelas..." MC mengoceh lagi setelah penampilan drama kelasku rampung dengan sukses.

Awan, setelah beberapa saat istirahat sehabis tampil di kelas ikutan nimbrung di bangku penonton, di depanku.
"Keren, Le. Makasih ya udah bikin naskahku sukses," kataku padanya. Le itu panggilanku untuk dia.
"Yo'i," jawabnya, lalu tersenyum.
Ratna menyenggol pinggangku, "ciee, makasih sama aku juga dong,aku kan ikutan tampil."
"Iye iye, makasih sayang," kataku

Beberapa saat kemudian tidak ada yang memulai percakapan. Sibuk menonton drama dari kelas lain.
"Oke terima kasih kelas VIII B. Belum pada capek kan? Habis ini ada band nih, joget semua ya!" ucap Panji, si MC. Semua penonton mendadak ribut, siap-siap ke depan panggung, mau ikutan joget.
"Eh, Fi, aku ikutan joget ya," pamit Ratna lalu berjalan ke depan panggung. Aku sih, nggak suka ikutan begituan. Nggak 'aku banget'. Jadi deh, aku ditinggal, mati gaya sama Awan.

"Nggak ikutan, Wan?" tanyaku, sambil pindah ke sebelahnya.
"Aku nggak ikut, soalnya kamu juga pasti nggak ikutan yang begituan." jawabnya sambil tertawa.

Band di atas panggung mulai memainkan lagu pertama. Suasana jadi bising, mau ngobrol pun harus teriak-teriak dulu baru kedengeran.
"Hoi, Fi." kata Awan, setengah berteriak.
"Apa?" balasku, agak keras.
"Aku suka kamu!" katanya lagi. Kata Awan... dia suka...APA?
"A...apa?" tanyaku sambil memandangnya, berharap tidak salah dengar.
"AKU... SUKA... KAMU..." ulangnya, pelan-pelan tapi dengan suara keras.
"Uh...."

Penonton masih asyik bergoyang sesuai lagu. Nggak ada yang mendengar ucapan Awan selain aku. Tinggal aku yang bingung sendiri.
Aku jawab apa? APA NIH? APA????
 

Gemini Jurnal's Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review