Jumat, 17 Desember 2010

Pentingnya Musik Untuk Pendidikan

Diposting oleh Ayu Aiueo di Jumat, Desember 17, 2010 0 komentar
Musik sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa manusia, khususnya pada janin dan masa usia 1 s/d 12 tahun. Di mana pada masa dan proses pertumbuhan perlu banyak referensi dan masukkan yang baik dan positif, sehingga anak akan tumbuh dan berkembang secara seimbang artinya antara IQ dan EQ.



Pembelajaran Musik sejak Janin

Memberikan pendidikan sejak dini dapat dilakukan sejak dari janin, maksudnya untuk ibu hamil apabila sering mendengarkan musik klasik dari karya Mozart (Mozart Effect) atau lagu2dan irama musik lainnya akan sangat berpengaruh pada kecerdasan dan perkembangan otak, bakat seni dan perilaku.





Pembelajaran Musik sejak Usia 1 s/d 5 tahun

Pada usia di bawah lima tahun (balita) merupakan masa pembentukkan atau masa keemasan (golden age), di mana anak usia balita butuh banyak pembelajaran serta masukan dan referensi yang baik antara lain :


- Visual, yaitu bagaimana mengenal alam, benda, angka, huruf, perilaku, sifat dll, sehingga pengetahuan mereka terhadap banyak hal akan berpengaruh meningkatkan IQ

- Hearing, yaitu bagaimana anak mendapat referensi pendengaran melalui bunyi seperti bahasa, suara alunan musik, air, pohonan bergesek dll, akan memperkaya rasa, komunikasi bahasa, bakat seni sehingga akan meningkatkan kecerdasan emosi (EQ)


Pada usia 2 - 3 tahun anak2 dapat diperkenalkan dengan mendengarkan musik klasik, pop dan jazz termasuk belajar bernyanyi dan instrument keyboard untuk 3 (tiga) jari yaitu do - re -mi, selain itu anak2 juga diperkenalkan bentuk dan bunyi masing-masing alat musik, agar anak dapat mengenal dan membedakan setiap bunyi dan nama alat musik, seperti suling dengan flute, saxophone dengan trumpet, keyboard dengan piano, guitar dengan bass. Tentunya proses belajar dilakukan oleh anak2 dengan media bermain dan menyenangkan.


Pada usia 4 - 5 tahun anak2 mulai ditingkatkan kemampuannya hearing dan teknisnya, antara lain memberikan referensi lagu yang lebih sulit tapi menyenangkan dan anak mulai bermain keyboard dengan 5 (lima) jari yaitu do-re-mi-fa-sol. Tentunya proses belajarnya dilakukan sambil bermain seperti mengenal nilai dan ketuk dengan gambar2 menarik


Pada usia 6 - 12 tahun merupakan usia produktif untuk belajar karena anak layaknya kertas putih atau disket kosong, di mana masa usia kelas 1 s/d 6 SD merupakan masa belajar yang efektif. Apabila anak mulai belajar musik dari SLTP/SLTA tidak juga terlambat tapi harus mampu membagi waktu dan memiliki komitmen/ tanggung jawab terhadap apa yang dipilih dan dipelajari, mengingat anak2 SLTP/SLTA telah memiliki banyak kegiatan di sekolah dan kegiatan ekstra kurikuler lainnya.



Untuk belajar musik bagi anak2 disarankan memulai dari piano, biola atau guitar karena untuk pelajaran dasar musik, anak2 harus mempelajari musik klasik yang merupakan teknik dasar dari pelajaran musik lainnya seperti pop, jazz dan lain-lain. Selain itu musik klasik juga dapat membantu perkembangan otak, meningkatkan konsentrasi dan disiplin.


Setelah belajar musik klasik, anak2 dapat memilih dan melanjutkan pada instrument lainnya yang lebih spesifik dan belajar musik lainnya seperti pop, jazz, rock, blues dll. Biasanya bila anak2 mulai belajar musik dengan piano/guitar, maka instrument lainnya lebih mudah dipelajari.





Manfaat Musik bagi Pertumbuhan Anak

Pendidikan musik sangat penting untuk keseimbangan IQ dan EQ, selain itu juga bermanfaat untuk membentuk dan meningkatkan kepribadian, rasa empati, estetika, etika, percaya diri, sense of art, apresiasi, toleransi, disiplin, intelektual dan sosial. Jadi memberikan pendidikan musik kepada anak2 tidak semata-mata hanya untuk menjadi profesional singer/player.


Pada masa sekarang pendidikan musik dan meningkatkan EQ dan IQ merupakan salah satu syarat untuk mencapai sukses, sehingga sekarang anak2 dituntut untuk tidak hanya berprestasi di sekolah tapi anak2 juga harus memiliki skill lainnya atau curiculum vitae dari pendidikan ekstra kurikuler. Sekolah-sekolah pilihan termasuk univertas negeri maupun perusahaan juga selalu meminta prestasi atau kegiatan lainnya di luar sekolah seperti prestasi musik, olahraga, pendidikan dan lain-lain sebagai curiculum vitae.



Pendidikan musik selain untuk keseimbangan EQ & IQ, membentuk/meningkat kepribadian (personality), ada beberapa pilihan profesi dari pendidikan musik antara lain Profesional Player/Singer, Teacher & Industry, tinggal kita dapat memilih kemana kebutuhan kita mendidik anak dalam bermusik.







(disadur dari komunitas saxophone)

Jumat, 19 November 2010

8b - Corbee

Diposting oleh Ayu Aiueo di Jumat, November 19, 2010 0 komentar

Aku pengin nulis sesuatu tentang anak-anak Corbee. Langsung aja nyok!



Saat kalian menginjakkan kaki di kelas ini, kalian akan mendapati kerusuhan *tentu saja kalau pas jam sekolah*. Kerusuhannya nggak tanggung-tanggung. Tiap jam kosong, selalu dipake buat hal-hal yang positif *menurut anak Corbee, sih positif*. Misal aja :
.Main bola di kelas
.Ngacir ke toilet
.Ngobrol gila-gilaan
.Karaokean *nggak ada micnya
.Nonton film *pake LCD super bolot
.Ngerumpi
.Ngemil *sedia jajan sebelum lapar
.Kejar-kejaran nggak jelas
.Baca novel or komik pinjaman

Yah, kita-kita emang terdiri dari kumpulan anak-anak nggak waras semua. Walau pun sering banget dimarahin guru *baru-baru ini paling parah* en bisa dibilang hampir tidak ada satu pun yang normal. Sumpeh!



Paling seru sih waktu pensi kemarin *udah lama ya padahal*. Kita lagi bingung mau nampilin apa buat pensi. Tiba-tiba aja terlintas ide buat bikin drama musikal. Walau pun tadinya aku rada pesimis, soalnya kemarin pas kelas 7 sempet mau nampilin drama musikal tapi gajadi gara-gara mepet waktunya.


So, aku kasih tau ke Dini tentang ideku. Dininya sih manggut-manggut aja. Dan nggak taunya si Diva sama Firda punya ide bikin drama musikal. Dan jadilah kami ngerencanain drama musikal yang membingungkan. Kenapa? Karena :

1. Sudah ditulis di atas bahwa anak Corby itu nggak ada yang bener, jadi susah ngaturnya
2. Bikin ide cerita itu nggak segampang yang kami kira.
3. Kami harus nge-mix backsoundnya
4. Susah cari pemainnya
5. Nggak ada yang mau main dramanya

Akhirnya, kami membuat cerita begini :

Ada cowok yang suka sama temen ceweknya, en akhirnya nembak.
Terus si cewek nerima si cowok. Abis itu si cowok keliatan deket sama cewek laen, dan ngebuat si cewek cemburu. Mereka berantem sebelum akhirnya putus, dan memutuskan untuk bersahabat lagi.

Simpel? Memang simpel sih. Cuma prosesnya nggak simpel sama sekali. First, kita harus nentuin dulu, siapa yang mau meranin tokoh-tokohnya.

Awalnya sih, yang jadi cowok itu Jonathan *ketua kelas yang jadi biang rusuh*. Dan si ceweknya diperanin Cita. Tapi karena kami menghargai pacar Jonathan *nanti kalo kena serampang kan nggak elit juga* kami mengganti Jonathan dengan Hida melalui hompimpah. Si Hida ini pinter akting, cuma agak lebay. Hahaha

Dan setelah berunding, akhirnya jadilah seperti ini :
* Hida : si cowok
* Cita : si cewek
*Jonathan, Nana : temennya Hida
* Almira, Firda : temennya Cita
* Maura : cewek yang bikin Cita cemburu
* Diva : temennya Maura

Di belakang layar :
* Rezky : yang nge-mix lagu
* Ayu (saia) dan Almira : penyedia tempat latihan
* Ratna : yang ngerekam drama di tengah kerumunan penonton
* All members Corbee : untuk dukungannya


Kami dapat nomor urut 6. Awal pensi sih, kami masih adem-adem aja. Nomor urut pertama sih aku masih inget banget, 8d. Soalnya ada zim-zim *kalau saia tulis di sini, bisa-bisa saia digamplang sama Dini*

Di depan kelas kami, sudah ditata oleh para guru PPL *pensi ini kan buat perpisahan PPL juga* dan pengurus OSIS *haha, saia nggak dateng, dasar pengurus ndableg*. Ada pameran bingkai foto yang dibuat anak-anak kelas 7 dan batik celup ikat hasil karya kelas 8.

Tema pensi tahun ini tuh batik. Para pengurus OSIS dan guru-guru pada pakai batik semua. MCnya juga. Pokoknya rame dah!

Pas nomor urut 5 tampil, anak-anak di kelasku yang ribut. Pada nyiapin diri buat tampil. Hahaha. Si Jonathan sampe nervous gitu. Tapi semuanya berjalan lancar.

Awal diputarnya lagu pembuka drama, semua penonton membludak di tengah lapangan *walau ada panggung, tapi drama dilakukan di lapngan basket*. Pas adegan nembaknya, pada histeris gitu. Rame! Sampe para guru PPL jadi polisi dadakan buat ngamanin penonton gitu. Hahaha

Last, akhirnya pengumuman juara juga. Nggak seperti tahun kemarin yang juaranya dibagi-bagi (di kelas 7, 8, dan 9 masing-masing diambil 3 terbaik). Tahun ini, semuanya dicampur. Juara 3, dan dua udah diumumin. Deg-degan deh, moga dapat juara. Tapi ternyata juara satunya 9e. Jah, 3 juaranya masa kelas 9 semua?

But, waktu salah satu guru PPL bilang masih ada juara umumnya, kami masih ada harapan buat menang. And, 8b dapat juara umum. Kita dapet bingkisan gede. Pas dibuka, wah, isinya snacks sama fanta ukuran gede. Slap! Dalam waktu sepuluh menit, snacks habis ludes des. Hahaha, nggak papa lah. *saia nggak dapat =="

Kami juga dapet juara 1 lomba power point, juara 2 sepak bola cewek *entahlah, tahun ini nggak ada sepak bola cowok*, juara 2 lomba rubik. Senangnyoo..



Oke, segini aja postingan gajeku. See you soon!
Thanks!

Minggu, 24 Oktober 2010

Lomba Software APICTA Se-Asia Pasifik

Diposting oleh Ayu Aiueo di Minggu, Oktober 24, 2010 0 komentar

KOMPAS.com — Kemenangan Fahma Waluya (12) dan adiknya Hania Pracika (6) dalam lomba software APICTA International 2010 di Kuala Lumpur, Malaysia, pekan lalu membuktikan bahwa anak Indonesia juga jago membuat software. Tak harus software yang canggih langsung dengan animasi tiga dimensi, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana software tersebut bisa bermanfaat.


Kakak beradik asal Bandung itu telah membuktikannya. Seperti anak-anak lainnya, Fahma pun suka bermain game di PC atau ponsel. Namun, ia mengajak kawan-kawannya tidak hanya bermain game, tetapi juga membuat game sendiri.


Pengalamannya membuat software berawal dari kesenangannya bermain software animasi. Sejak duduk di kelas 4, Fahma sudah membuat presentasi dengan Power Point dan setahun kemudian ia mulai berkenalan dengan Adobe Flash. Dengan Adobe Flash saja, ia kini sudah menghasilkan beberapa software edukasi untuk anak-anak.


Software pertamanya yang diberi nama Bahana untuk memperkenalkan warna, angka, dan huruf. Dalam waktu dua tahun kemudian, ia sudah menghasilkan beberapa software berbasis Flash, seperti ENRICH (English for Children) untuk belajar Bahasa Inggris, MANTAP (Math for Children), Doa Anak Muslim (Prayers for Children), Asmaul Husna, dan lainnya.


Fahma dan Hania berkolaborasi dalam pembuatan beragam aplikasi tersebut. Pembuatan software dikerjakan Fahma, sedangkan adiknya menjadi sumber ide, beta tester, termasuk merekam suara yang dibutuhkan untuk melengkapi aplikasi tersebut. Uniknya, semua ide software berangkat dari kebutuhan belajar adiknya.


“Aku sayang adikku, Hania, meskipun dia kadang-kadang rewel, terutama saat dia tidak ada kegiatan atau permainan. Dia sekarang sekolah di TK B Cendikia, Bandung. Dia senang memainkan ponsel, terutama punya ibuku. Sejak di playgroup, dia senang belajar. Aku ditantang ayahku untuk membuat aplikasi di HP ibuku agar adikku bisa bermain sambil belajar. Akhirnya, dibuatlah aplikasi untuk ponsel ibuku,” kata Fahma dalam pengantar aplikasi yang didaftarkan di APICTA 2010.


Tentu saja keberhasilan Fahma dan Hania berkat bimbingan kedua orangtuanya, Dr Yusep Rosmansyah, seorang dosen dan peneliti di ITB dan Yusi Elsiano, seorang praktisi perkembangan anak. Saat Fahma menyatakan minatnya mendalami Flash, orangtua memberi kesempatan untuk kursus. Orangtua juga yang memberi masukan dan nasihat agar hobi membuat software tetap bisa disalurkan di tengah aktivitas yang padat.


Aplikasi buatannya dicoba di ponsel Nokia E71 milik ibu dan ayahnya. Aplikasi “My moms mobile phone as my sisters tutor” yang menang dalam ajang APICTA 2010 itu merupakan kumpulan aplikasi yang terus dikembangkan kedua kakak beradik itu. Aplikas-aplikasi tersebut tersedia gratis untuk diunduh melalui situs web yang dikelola ibunya di www.perkembangananak.com. Bahkan, beberapa software juga tersedia gratis di OVI Store untuk ponsel-ponsel Nokia.


Saat memperkenalkan software buatannya beberapa waktu lalu, Fahma mengatakan punya keinginan dapat terus mengasah keterampilannya dalam pemrograman software. Saat ini, ia tengah memperdalam software untuk membuat aplikasi tiga dimensi dan belajar bahasa pemrograman C++ dengan bimbingan ayahnya. Harapannya, tentu dapat menghasilkan aplikasi-aplikasi yang lebih baik. Nah, kecil-kecil ternyata anak Indonesia jago bikin software juga kan.


sumber:

http://tekno.kompas.com/read/2010/10…kin.Software-5

Rabu, 20 Oktober 2010

Aku Malaikat Kecilmu, Ibu

Diposting oleh Ayu Aiueo di Rabu, Oktober 20, 2010 0 komentar

Aku ingin menceritakan hidupku.

Kala itu, aku berada di sebuah tempat yang entah apa namanya. Perlahan kudengar sebuah suara, dan kemudian aku mendengar suara yang lainnya lagi.

Ternyata, aku adalah sebuah janin di perut seorang wanita, yang nantinya akan kupanggil dengan sebutan "Ibu".
Aku dapat merasakan debaran jantungnya, saat tahu akan mempunyai seorang anak. Akulah janin yang akan menjadi anak dari wanita itu. Dapat kudengar tangis gembiranya, dapat kurasakan getaran haru di bibirnya.

Beberapa bulan setelah itu.
Aku tetap tumbuh normal, Ibu. Karena kau selalu mendendangkan musik lembut untukku. Alunan nada biola yang kau mainkan membuatku tersenyum di dalam sini. Engkau pun slalu memberikan aku semua yang terbaik.

Sampai saatnya.. Kala itu tinggal beberapa minggu sebelum mataku terbuka 'tuk melihatmu, melihat dunia. Dokter berkata, bahwa aku berkelamin perempuan. Maka, kau dan suamimu segera membuat ruangan khusus tempatku tidur. Dan segala macam pakaian yang indah untuk kupakai kelak. Ibu, begitu bahagianya kah kau dengan kehadiran diriku?



...



Hari itu tiba. Saat di mana aku akan disambut oleh dunia ini. Air ketuban yang pecah, menandakan bahwa aku siap hidup. Kau mulai tersengal-sengal karena aku mendorong perutmu yang buncit. Maaf Ibu, bukan maksudku untuk menyakitimu. Memang sudah seharusnya aku melakukan ini.

Seorang bidan membantuku agar aku dapat keluar. Walau pun Ibu begitu kesakitan, kau tetap berdebar bahagia. Akhirnya Bu, aku bebas! Aku dapat utuh menjadi manusia. Ibu tersenyum cerah. Aku tahu, ia sudah melewati masa antara hidup dan matinya.

Tapi... Setelah kau melihatku, kau mulai melihat ada yang janggal. Ya, aku tahu aku tak sempurna. Kaki kiriku kecil, terlalu kecil jika dibanding dengan kaki kananku sendiri. Ibu, bolehkah aku menjadi anakmu dengan keadaan seperti ini?

Entah apa yang ada dipikiranmu dan suamimu. Pada akhirnya aku dibuang. Walau kau berkata hanya menitipkanku pada seorang ibu, tapi aku tahu, kau tidak ingin mempunyai anak seperti aku. Baiklah Bu, kalau Ibu ingin begitu, aku akan senang hati menjalaninya.



...



Tepat tujuh belas tahun setelah itu...
Lihat kawan, kini aku sudah tumbuh seperti anak lainnya. Ibu yang mengasuhku membelikan aku sebuah kaki palsu agar aku dapat berjalan normal. Aku bahagia. Aku sudah mulai melupakan kenangan itu. Kenangan yang menyakitkan.

Kini aku tengah berdiri di tengah panggung megah bernuansa merah. Dengan percaya diri, aku menggesekkan busur biolaku. Terkadang cepat dan tegas, namun terkadang lembut tanpa emosi. Aku mendapat tepuk tangan yang tak kusangka-sangka, begitu meriah dan riuh. Aku tersenyum bahagia.

Ibu, seandainya kau melihatku sekarang, aku harap Ibu ikut tersenyum bahagia sepertiku. Walau pun kau tlah membuangku, aku tak akan membuang Ibu. Aku ingin, Ibu bisa membawaku lagi kepelukan hangat Ibu. Dengan atau tanpa materi duniawi. Yang kuinginkan hanya kasih sayangmu, Ibu...
 

Gemini Jurnal's Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review